Ekonomi Mudik: Potret Potensi Ekonomi Dan Gagasan Mudik Berdayakan Desa

Ekonomi Mudik: Potret Potensi Ekonomi Dan Gagasan Mudik Berdayakan Desa
  • Version
  • Download 14
  • File Size 13.31 MB
  • File Count 0
  • Create Date Juni 20, 2019
  • Last Updated Juni 21, 2019
  • Download

Ekonomi Mudik: Potret Potensi Ekonomi Dan Gagasan Mudik Berdayakan Desa

 

Penyususn: M. Arifin Purwakananta, M. Sabeth Abilawa

Jakarta: Dompet Dhuafa, 2011

xii, 152 hal.; 13 x 20 cm

SBN: 978-979-98541-8-6

 

Salah satu aktivitas yang paling banyak menyedotpikiran dan tenaga semua pihak ketika hari raya Idul Fitri, adalah mudik aktivitas pergerakan jutaan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya. Pergerakan manusia yang sangat besar ini tentu diikuti pula dengan pergerakan ekonomi yang sangat besar. Siapa yang sangka jumlah pemudik Indonesia setiap tahunnya sangat besar?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dompet Dhuafa, besaran moneter ekonomi mudik pada tahun 2010 sebesar Rp 84,9 Triliun. Jumlah ini didapatkan dari total biaya yang dikeluarkan oleh pemudik, baik untuk biaya transportasi, konsumsi di perjalan, akomodasi, kedermawanan (filantropi) hingga wisata dan investasi. Angka ini akan bertambah menjadi Rp 104,8 Triliun jika dimasukkan remitensi TKI ke Indonesia sebesar Rp 20 Triliun.

Menurut penelitian ini pula diketahui bahwa dari total biaya yang dikeluarkan oleh pemudik yang berjumlah Rp 84, 9 Triliun itu, sebanyak 56 persen beredar di daerah melalui komponen biaya akomodasi, wisata, kedermawanan (filantropi) dan zakat. Adapun 44 persen sisanya tercecer selama di perjalanan, yaitu untuk biaya tansportasi, konsumsi dan oleh-oleh yang dibawa dari kota.

Temuan lain dari survei ini adalah keseluruhan biaya mudik di atas mengalir ke tiga komponen besar yaitu korporat besar baik negara maupun swasta melalui tiket kendaraan, BBM dan wisata (34,8 persen), Usaha Kecil dan Menengah dalam bentuk konsumsi, oleh-oleh dan akomodasi (36,47 persen), dan masyarakat dalam bentuk kedermawanan karitatif (29,35 persen).

Temuan yang menarik lainnya adalah potensi zakat yang tersalurkan ke daerah adalah Rp 7,35 Triliun (9 persen) dari total biaya mudik responden. Hal ini diketahui dari presentasi responden yang mengaku akan menyalurkan zakatnya di daerah (52 persen).

Mudik menjadi semacam upacara budaya yang berbiaya mahal. Ini adalah pergelaran kolosal yang melibatkan belasan juta pemain dan menghabiskan puluhan triliun rupiah. Apakah ini menjadi suatu pertunjukan penuh makna, atau hanya pesta hura-hura yang segera kehilangan arti. Tentu saja ini tergantung siapa yang memainkan perannya.